Cimahi, liputanglobal-news.com . Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudparpora) bekerja sama dengan Dewan kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) dalam waktu dekat akan menggelar acara atraksi seni secara virtual dengn tajuk “Gelar Seni Virtual Kota Cimahi”. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama empat hari yaitu mulai 10-13 Agustus 2020 dan dapat dilihat melalui kanal Youtube Disbudparpora Pemkot Cimahi.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata dan Kebudayaan Pemkot Cimahi, Ero Kusnadi, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mendorong dan menghidupkan optimisme di kalangan seniman di tengah dampak wabah pandemi covid-19. Sebagaimana kita ketahui, sejak maraknya pandemi tersebut, para seniman banyak yang tidak berdaya. Mereka yang selama ini mengandalkan hidup dari berkesenian, jadi kehilangan job. Semua aktivitas lumpuh akibat diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mewajibkan masyarakat untuk bekerja dari rumah (Work From Home – WFH).
“Kami berharap kegiatan ini menjadi ajang bagi para seniman di Kota Cimahi untuk senantiasa berkarya dan berkreasi di tengah pandemi covid-19 yang sedang melanda negeri kita. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai peran serta para seniman dalam mensosialisasikan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari, termasuk pada pementasan seni pertunjukan,” ujar Ero dengan serius.
Menurut Ero, penyelenggara kegiatan akan memberikan hadiah berupa uang pembinaan kepada peserta yang dinilai terbaik dan favorit sebesar Rp 1.750.000 untuk masing-masing pemenang. Seluruh peserta juga akan diberikan dana stimulus masing-masing sebesar Rp 1.000.000 per grup/sanggar.
Ero menyatakan bahwa Pemkot Cimahi nantinya masih berniat untuk kembali melaksanakan kegiatan serupa, “Keinginan kesana ada, cuma kita akan sesuaikan dengan situasi dan kondisi program ke depan nya.”
Tidak semua seniman memiliki kemampuan dalam memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dalam menjual keahliannya sehingga menjadi bernilai ekonomi. Berkaitan dengan hal ini, Disbudparpora Pemkot Cimahi berencana mengadakan acara pelatihan pemanfaatan teknologi informasi untuk pemberdayaan para seniman.
“Mungkin ke depannya dibutuhkan pelatihan pemanfaatan teknologi untuk para seniman dalam rangka menyesusikan dengan Adaptasi Kebiatasaan Baru (AKB),” tambah Ero.
Pemerintah kota melalui Disbudparpora Pemkot Cimahi berharap dalam kondisi dan situasi pandemi covid-19, para seniman masih termotivasi dan dapat berkreasi sesuai dengan jenis dan kemampuan masing-masing, juga senantiasa tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Kami berharap dengan kondisi pandemi covid-19 bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua, khususnya para seniman agar terus berkarya dan berkreasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, tidak terhambat dengan fenomena wabah saat ini. Oleh karena itu kreativitas, inovasi, dan motivasi berkarya harus selalu digelorakan agar tidak padam. Intinya, wabah pandemi covid 19 tidak harus menghentikan karya berkesenian, tapi harus menjadi pembelajaran dan peningkatan pengetahuan agar karya yang kita ciptakan tetap bisa dinikmati oleh masyarakat umum,” pungkas Ero dengan penuh optimis.
Sementara itu di tempat terpisah, Lukman Nul Hakim yang berperan sebagai koordinator penyelenggara “Gelar Seni Virtual Kota Cimah” mengatakan bahwa acara tersebut diikuti oleh 50 peserta dari berbagai grup/sanggar yang ada di Kota Cimahi yang terdiri dari 5 (lima) jenis pertunjukkan seperti: seni musik, karawitan, seni tari, teater, dan padalangan.
Semua peserta yang terdiri dari 50 grup/sanggar tersebut akan dinilai oleh juri yang terdiri dari para praktisi, akademisi, dan tokoh seniman melalui media audio visual yang sebelumnya dilaksanakan perekaman oleh panitia pada 5-7 Agustus 2020 bertempat di Imah Seni Cimahi yang beralamat di Kompleks Ruko Cimahi Square No B.09, Jalan Pabrik Aci, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi dan juga dilaksanakan di Studio Mini Bandoeng Mooi Cimahi.
Proses shooting diakukan secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Menurut Lukman, adanya pagelaran seni virtual ini diharapkan dapat membantu para seniman untuk tetap berdaya dan berkarya, sekaligus juga sosialisasi protokol kesehatan di Era New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dengan menerapkan kebiasaan cuci tangan, jaga jarak, dan menggunakan masker/face shield.
“Setiap peserta maksimal lima orang dengan tetap memperhatikan jaga jarak. Saat peragaan pagelaran, setiap peserta menggunakan face shield. Saat peserta daftar ulang, juga akan dilakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan thermo gun. Apabila suhu tubuh peserta normal ( 34 – 36 derajat Celcius ) maka peserta boleh masuk ke pos dua untuk melakukan cuci tangan dan memakai disinfektan. Setelah itu, peserta masuk ke studio untuk melakukan pagelaran dan diliput oleh tim multi media. Unutk menghindari keramaian, saat pertunjukan nanti, tidak ada penonton yang boleh menyaksikan pagelaran tersebut secara langsung. Adapun durasi pagelaran berkisar antara 5 sampai 10 menit,” pungkas Lukman menjelaskan.
**”
Kontributor: J.Haryadi