Komnas Perlindungan Anak Gelar Lomba Mewarnai dan Talk Show

LGNEWS (Bandar Lampung) – Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menggelar lomba mewarnai dan talk show bertajuk “Pola Asuh Terbaik Bagi Anak dan Upaya Pencegahan Kenakalan Remaja” Minggu (19/5/2024), di Balai Sesat Pasar Seni dan Kreatif Provinsi Lampung

Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh, Kompol Denis selaku Kasat Reskrim Kota Bandarlampung, Kepala Dinas PPPA Maryamah, perwakilan Komnas PA Kota Bandarlampung, Komnas PA Provinsi Lampung, Kasat Binmas Polresta Bandarlampung, serta perwakilan dari Parekraf Provinsi Lampung, siswa PAUD, TK, SD serta guru, siswa SMP dan para orang tua.

Ketua Komnas PA Kota Bandarlampung, Apriliandi Pasha mengatakan, pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak.

“Jangan memaksakan anak untuk mendapatkan nilai yang baik atau harus selalu menang. Biarlah anak berkembang sesuai bakat dan kemampuannya, dan teruslah berproses,” ujarnya.

Sementara itu, Kompol Denis dalam kesempatan tersebut menyoroti bahaya jam kosong dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

“Semua pihak harus mengerti tugas dan tanggung jawabnya dan menjalankan tugas tersebut. Kebohongan yang diucapkan berulang-ulang dengan doktrinasi, lama kelamaan akan dianggap sebagai kebenaran,” ujarnya mengutip teori dari Hitler.

Menurut Kompol Denis, anak-anak yang putus sekolah dapat mempengaruhi anak-anak lain yang masih bersekolah.

“Anak-anak yang mengikuti acara ini adalah anak-anak yang baik. Namun, integritas terhadap negara kita kini menurun.

“Ada empat faktor penyebab kenakalan remaja yaitu pengaruh teknologi, pola parenting dari orang tua, lingkungan sekitar, dan sekolah,” paparnya

Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam pendidikan untuk menjaga integritas remaja.

“Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah sikap menyimpang adalah dengan memastikan tidak ada jam kosong dalam KBM di sekolah.

“Jika ada jam kosong, sekolah harus mengisinya dengan guru pengganti, belajar budi pekerti, atau Guru BK yang masuk.

“Jangan biarkan jam kosong sehingga anak-anak tidak melakukan perbuatan menyimpang hingga tindakan kriminal,” tegasnya.

Kompol Denis juga mengusulkan, agar saat kegiatan belajar, ponsel siswa disimpan di depan kelas atau dititipkan di sekolah dan baru diberikan kembali setelah selesai. Hal ini untuk menjaga konsentrasi anak dalam belajar.

“Dibuat kesepakatan antara guru dan orang tua, ponsel disimpan di loker untuk menciptakan sikap yang baik. Yang utama bukanlah nilai, tetapi proses pendidikan itu sendiri,” jelasnya.

Acara yang diadakan oleh Komnas Perlindungan Anak Kota Bandarlampung ini mendapatkan respon positif dan diharapkan dapat terus berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandarlampung.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas PPPA Bandar Lampung, Maryamah menambahkan, agar bagi masyarakat yang anak-anaknya mengalami pelecehan seksual atau bullying bisa menghubungi Kantor Dinas PPPA Kota Bandarlampung.

“Ada di lantai sembilan Gedung Pemerintah Kota Bandarlampung. Kami menyediakan layanan visum gratis,” tambahnya. (*/Harry)