LGNEWS (METRO) – Universitas Ma’arif Lampung (Umala) menggelar Rapat Senat Terbuka dan Wisuda Sarjana dan Pascasarjana tahun 2024 yang digelar di kampus Universitas Ma’arif Lampung , Selasa (14/5/2024).
Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Dr. Puji Raharjo, S. Ag., S.S., M.Hum dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, pentingnya pendidikan dalam membangun peradaban dengan menginjeksikan tiga nilai inti yaitu memanusiakan, memartabatkan, dan memuliakan manusia.
“Pendidikan adalah upaya untuk menjadikan manusia yang sesungguhnya manusia, yang memiliki martabat dan kemuliaan,” ujarnya.
Ali Ramdhani juga mengutip hadis qudsi, “Inna zanni ‘abdi bi, wa ana ma’ahu iza dzakarani,” yang artinya, “Sesungguhnya Aku bersama sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku.” Ia mengaitkan ini dengan pentingnya referensi dalam memahami diri manusia.
Menurutnya, dalam pandangan akademik klasik Arab, konsep “al-insan al-naṭiq” menunjukkan bahwa eksistensi manusia tidak terletak pada tinggi atau rendahnya seseorang, melainkan pada kemampuannya berpikir, menggunakan akal, dan bersosialisasi.
“Manusia dengan pikirannya dan akalnya membedakan dirinya dari makhluk lain, dan dengan itu ia mencapai eksistensi sejati di dunia ini,” jelasnya.
Ali Ramdhani menekankan, tiga hal tersebut bermuara pada satu hal yaitu bagaimana manusia mendayagunakan kemampuannya untuk terus belajar. “Hal yang esensial adalah dengan menginjeksikan sebuah kata yang bernama ilmu,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam bahasa Sunda, kata “Cirata” berarti kira-kira tetapi nyata. Ia menjabarkan bahwa ilmu terdiri dari tiga huruf: A’in, yang melambangkan orang berilmu memiliki derajat tinggi; Lamis, yang mewakili kelembutan hati dan budi; dan Mim, yang berarti al-mulk atau Malik, menunjukkan bahwa orang berilmu adalah raja terhadap dirinya dan mampu mengendalikan hawa nafsu.
Ali Ramdhani juga mengingatkan para wisudawan untuk terus belajar dan tidak pernah puas dengan ilmu yang dimiliki. “Sebagaimana teori Charles Darwin, seluruh spesies di dunia ini akan punah kecuali mereka yang responsif terhadap perubahan,” ujarnya.
“Perolehan gelar bukan menandai berhentinya proses belajar. Berhentinya proses belajar menandai kematian hakiki dari komunitas ilmuwan,” ujarnya.
Ali Ramdani berharap para wisudawan dapat menjadi agen perubahan dan berkontribusi dalam membangun peradaban yang lebih baik.
“Saya berpesan, Orang yang terpelajar adalah pemilik masa lalu, tetapi orang yang terus belajar adalah pemilik masa depan. Dan itu adalah Anda semua,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Dr. Puji Raharjo, S. Ag., S.S., M.Hum dalam sambutannya menjelaskan, design thinking adalah proses berpikir kreatif dan sistematis untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan berfokus pada kebutuhan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Pendekatan ini sangat relevan di era digital sekarang, di mana kita dituntut untuk mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.
“Di abad 21 ini juga, keterampilan wajib dimiliki dan dikembangkan oleh kita semua. Dimana berfikir kritis, kolaboratif, kemampuan berkomunikasi, kemampuan interpersonal yang bagus dan kemampuan mencari solusi menjadi kunci kita semua untuk bersaing di tengah-tengah kehidupan masyarakat,” terangnya.
Puji Raharjo menambahkan, melalui design thinking, kita dapat memahami dan merasakan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan begitu, solusi yang mereka ciptakan akan lebih tepat sasaran dan memberikan dampak positif yang nyata.
“Melalui design thinking, kalian dapat memahami dan merasakan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan begitu, solusi yang kalian ciptakan akan lebih tepat sasaran dan memberikan dampak positif yang nyata. Penerapan design thinking tidak hanya bermanfaat dalam konteks profesional, tetapi juga dalam kehidupan pribadi,” jelasnya.
Masih kata Puji Raharjo, design thinking mendorong pola pikir yang adaptif, inovatif, dan solutif, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
“Pendekatan ini mendorong pola pikir yang adaptif, inovatif, dan solutif, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup,” ungkapnya.
Puji Raharjo berharap, kepada wisudawan dan wisudawati dapat mempelajari dan menguasai design thinking dengan baik. Ia yakin bahwa dengan menguasai design thinking, para mahasiswa Umala akan lebih siap untuk meraih kesuksesan di era digital ini.
“Saya berharap para mahasiswa Umala dapat mempelajari dan menguasai design thinking dengan baik. Saya yakin bahwa dengan menguasai design thinking, kalian akan lebih siap untuk meraih kesuksesan di era digital ini,” harapnya.
“Sebagai alumni Universitas Ma’arif Lampung, kalian memiliki tanggung jawab besar untuk mengabdikan ilmu yang telah kalian peroleh demi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara. Jadilah pribadi yang berintegritas, teruslah berinovasi, dan berkontribusi lah secara positif di manapun kalian berada,” pintanya.
“Saya juga ingin mengapresiasi peran Universitas Ma’arif dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dan berakhlak mulia. Lembaga pendidikan ini telah berhasil membekali para mahasiswanya dengan ilmu pengetahuan yang luas, keterampilan yang mumpuni, dan nilai-nilai moral yang kuat. Semoga Universitas Ma’arif Lampung terus maju dan menjadi kebanggaan kita semua,” tutupnya. (*/Harry)