PANARAGAN, liputanglobal-news.com
Masjid Islam Wathon tiyuh Panaragan memberikan ruang kebersamaan antara Forum Mulei Menganai Panaragan (FMMP), Karang Taruna Palapa, Paguyuban Remaja Islam, Komunitas Tepuk Leban Panaragan, Squad Nyem dan Bikers Subuhan Tubaba untuk bersilaturahmi dengan agenda rutinitas setiap minggu di Masjid sekaligus memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam rangkaian kegiatan yang diselenggarakan pada kesempatan ini selain bersilaturahmi juga melakukan kegiatan marhabanan, sholat subuh berjamaah dan pagi harinya para Bikers Subuhan Tubaba diajak Forum Mulei Menganai Panaragan berkeliling di Tiyuh Panaragan.
Irawan Syah (kepalo menganai) juga selaku ketua pelaksana kegiatan mengungkapkan apresiasi untuk kebersamaan ini. “Alhamdulillah, kita dipertemukan kembali di Tiyuh Panaragan. Semalam, setelah Sholat Isya dan Marhabanan, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan kekompakan kita semoga semakin solid, antara organisasi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat” tuturnya.
Lanjut irawan “Kegiatan ini berunsur keagamaan, tapi saya sedikit kecewa atas batasan kegiatan yang dilaksanakan saat ini. Karna, sebelumnya rekan-rekan Mulei Menganai ingin sekali memeriahkan kegiatan ini dengan acara yang sedikit wah. Tapi, mungkin karna alasan covid-19 maupun suasana gelora Pemilihan Kepalo Tiyuh yang semakin dekat pada bulan Desember, membuat kegiatan ini dibatasi agar tidak mengundang khalayak ramai di Masjid Islam Wathon”. Pukas Irawan Syah. Minggu (01/11/2020).
Mengingat event lainnya yang sedang diselenggarakan begitu besar di Kabupaten Tulang Bawang Barat, sebut saja “festival bambu” menjadi kecemburuan dan pertanyaan besar bagi Forum Mulei Menganai Panaragan. Padahal kegiatan ini yang sumber pendanaan adalah hasil kemandirian organisasi FMMP tanpa dukungan dari Pemerintah Tiyuh maupun Tokoh-tokoh masyarakat yang ditunggangi kepentingan politik.
Mengingat Hari Sumpah Pemuda yang sudah dideklarasikan, Forum Mulei Menganai Panaragan yang anggotanya juga adalah Pemuda yang cinta tanah air, cinta bangsa dan cinta bahasa karena berazaskan Pancasila. Diharapkan tidak dipandang sebagai Lembaga yang tong kosong karena benderanya yang selalu digantungkan ditiang.
Sebagai organisasi yang sudah membawa nama Tiyuh Panaragan dikancah Provinsi maupun Nasional. Setidaknya bisa menjadi perhatian lebih bagi Pemerintah Tiyuh juga Pemerintah Kabupaten yang mana FMMP sudah berkiprah sejak 2017. (Dedi)