LGNEWS Bandar Lampung – Moderasi beragama menjadi kunci untuk mewujudkan harmoni dan persatuan bangsa di tengah keberagaman budaya dan agama di Indonesia.
Moderasi beragama adalah sikap dan perilaku yang selalu berusaha untuk memahami dan menghormati perbedaan antar umat beragama. Dengan menerapkan moderasi beragama, kita dapat membangun masyarakat yang toleransi, damai dan sejahtera di Indonesia, terkhusus di Provinsi Lampung.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Lampung, Dr. Puji Raharjo, S. Ag., S.S., M.Hum dalam acara Penguatan Moderasi Beragama Lembaga Keagamaan Umat Buddha Provinsi Lampung Angkatan II di Aula Hotel Kurnia 2 Bandar Lampung, Jumat (19/4/2024).
“Moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa,” terangnya.
“Dengan kata lain, Moderasi beragama bukan berarti mencampuradukkan agama, melainkan tentang saling menghormati perbedaan dan bekerja sama untuk membangun kebaikan bersama,” tambah Puji Raharjo.
Lanjut Puji Raharjo, moderasi beragama juga mengajarkan kita untuk memahami sejarah dan budaya bangsa Indonesia yang majemuk, memahami nilai-nilai agama yang mengajarkan perdamaian dan toleransi, membangun dialog dan kerjasama antar umat beragama, serta memerangi ujaran kebencian dan provokasi yang dapat memecah belah umat beragama.
Puji Raharjo menjelaskan, moderasi beragama sangat penting untuk diterapkan di Indonesia, khususnya Provinsi Lampung, karena Indonesia adalah negara yang majemuk dan heterogen dengan berbagai suku, agama, dan budaya. Potensi konflik dan perpecahan antar umat beragama selalu ada, dan moderasi beragama dapat membantu mencegah terjadinya konflik dan perpecahan.
“Moderasi beragama dapat membangun masyarakat yang toleransi, damai, dan sejahtera,” tuturnya.
Puji Raharjo menekankan, peran serta lembaga keagamaan memiliki andil yang signifikan dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas mental dan intelektual generasi muda. Dia juga menyoroti pentingnya pemberdayaan dan peningkatan moderasi beragama bagi Lembaga Keagamaan Umat Buddha, sebagai implementasi nilai persatuan Indonesia yang termasuk dalam Pancasila dan UUD 1945.
“Penguatan moderasi beragama adalah jalan tengah atau solusi terbaik dalam sikap dan praktek beragama, sehingga tidak ada klaim bahwa agama tertentu adalah yang benar, suci, atau mengklaim yang lain sebagai kafir atau tersesat,” terangnya.
“Marilah kita bersama-sama memperkuat moderasi beragama di Indonesia, khususnya Provinsi Lampung,” ajaknya.
Puji Raharjo mengajak, seluruh peserta pelatihan dan masyarakat Lampung untuk bersama-sama memperkuat moderasi beragama dengan mempelajari dan memahami nilai-nilai moderasi beragama, menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama kepada orang lain, menjadi contoh penerapan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, dan menolak ujaran kebencian dan provokasi yang dapat memecah belah umat beragama.
“Dengan bersama-sama memperkuat moderasi beragama, kita dapat membangun Indonesia yang lebih harmonis, toleran, dan sejahtera,” jelasnya lagi.
“Saya berharap melalui pelatihan ini, para peserta dapat menjadi agen moderasi beragama di tengah masyarakat. Saya juga mengajak seluruh umat Buddha di Lampung untuk bersama-sama membangun masyarakat yang toleran, damai, dan harmonis,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Slamet Riyadi mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pentingnya Moderasi Lembaga Keagamaan Buddha, meningkatkan harmonisasi hidup Umat Buddha, dan menambah wawasan dan pengetahuan tentang Moderasi Lembaga Keagamaan Buddha.
“Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari para pengurus majelis, Lembaga dan Organisasi Keagamaan Se-Provinsi Lampung. Narasumber adalah para praktisi dan pakar di bidangnya,” tutupnya. (Harry)