(Unila): Muhammad Sheva Februara, mahasiswa Program Studi Sosiologi 2021 Universitas Lampung (Unila) berkesempatan mengikuti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah II, dalam naungan Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan sebagai Asisten Pendata Objek Kemajuan Kebudayaan.
Bagi Sheva, MSIB adalah program kebebasan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang yang diinginkan. Menemukan informasi tentang program ini dari media sosial Instagram, Sheva merasa terdorong untuk bergabung karena ketertarikannya pada kebudayaan dan keinginannya memperbaiki nilai akademik setelah sebelumnya mengambil cuti dua semester.
“Ketertarikan saya berawal dari keinginan mengeksplorasi daerah-daerah yang belum pernah saya kunjungi dalam hidup dan ketertarikan pada ruang lingkup kebudayaan,” ujarnya, Sabtu, 21 Desember 2024.
Selama menjalani MSIB, Sheva merasakan keunikan kehidupan sosial dan budaya di tempat magangnya. Dengan mayoritas mahasiswa magang berasal dari latar belakang etnis Batak, ia harus cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sedangkan untuk budaya kerja, menurutnya hampir semua pegawai bersikap profesional, berintegritas, dan berkompeten.
Bersama kedua temannya, Sheva kini sedang menulis ‘Buku Antologi Kebudayaan di Sumatera Utara’ yang berjudul, “Merangkai Asa; 47 WBTB di Sumatera Utara”. Sheva juga berencana ingin mengadakan program pagelaran seni dan kebudayaan dengan melibatkan komunitas budaya, stakeholder, pelaku kebudayaan, penggiat, dan sebagainya yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan atas identitas yang dimiliki dalam suatu masyarakat tertentu.
Sheva mengaku tantangan yang ia alami adalah harus belajar Bahasa Batak untuk bisa berkomunikasi dekat bersama teman-teman yang lain. Meskipun tantangan yang dihadapi ini tidak terlalu signifikan, Sheva tetap menjalankan seluruh kegiatan program dengan perasaan senang dan berfokus pada tujuan besarnya, yaitu memberikan kontribusi nyata pada pelestarian kebudayaan. Ia berharap dapat membangun kebudayaan yang ada di tempat tinggalnya dan berkontribusi di tingkat internasional, seperti di Unesco.
Sheva menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan kesempatan untuk mengikuti program MSIB ini. Pengalaman yang ia peroleh selama program ini sangat berharga dan telah memberikan banyak pelajaran berharga dalam perjalanan akademik dan profesionalnya.
Selama menjalani program ini, Sheva banyak belajar tentang pentingnya kolaborasi, inovasi, dan adaptasi dalam lingkungan kerja yang dinamis. Ia juga mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah ia pelajari di kampus ke dalam praktik nyata, serta memperluas jaringan dengan para profesional di bidangnya.
“Saya menyadari program MSIB bukan sekadar pengalaman belajar, tetapi juga merupakan langkah awal bagi saya untuk berkontribusi lebih dalam masyarakat. Saya berkomitmen untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah saya peroleh untuk memberikan dampak positif, terutama dalam bidang kebudayaan,” tuturnya.
Sheva berharap, ia bisa mengajak siapapun untuk setidaknya mengetahui identitas diri mereka masing-masing. Karena terkadang menurutnya, jawaban atas permasalahan yang dihadapi manusia di masa sekarang adalah dengan cara menilik kembali sejarah mereka masing-masing.
“Terima kasih saya ucapkan kepada pihak manapun yang telah terlibat dalam keberlangsungan hidup saya dalam program ini. Salam Budaya!”, ujar Sheva.
Dengan semangat dan pengalaman yang didapat selama MSIB, Sheva siap melangkah maju dan terus berkontribusi dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.