Beranda UNILA Cerita Inspiratif Siti Aqila Raih Kesempatan Belajar di Australia melalui IISMA-E 

Cerita Inspiratif Siti Aqila Raih Kesempatan Belajar di Australia melalui IISMA-E 

(Unila): Indonesian Internasional Student Mobility Award Professional Program Enterpreneur (IISMA-E) merupakan skema terbaru dari program IISMA, yang dikhususkan untuk pembelajaran terkait wirausaha atau bisnis. Program ini dijalankan selama satu semester mulai dari pre-departure series, abroad experience, dan mentoring session-after arrival in Indonesia.

IISMA-E memberikan kesempatan kepada Siti Aqila Nursilmina, mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) untuk belajar selama enam sampai delapan minggu di Curtin University, Australia. Mahasiswi yang akrab disapa Aqila mengikuti program ini sejak 11 November hingga 20 Desember 2024.

Dalam pendaftaran mengikuti IISMA-E, tidak jauh berbeda dengan rangkaian program pendaftaran IISMA lainnya, yang membedakan yakni pembuatan business plan. Tentunya bagi mahasiswa yang pernah atau sedang memiliki usaha, bahkan pernah mengikuti lomba business case competition, program IISMA-E merupakan wadah pengembangan yang cocok.

Sejak awal perkuliahan, Aqila mempunyai tujuan mengikuti pertukaran mahasiswa. Saat semester tiga, ia sudah mempunyai rencana untuk mengikuti magang pada semester enam dan mengikuti pertukaran mahasiswa khususnya IISMA di semester tujuh. Secara personal, Aqila merupakan mahasiswi yang tidak mudah menyerah, ia mengikuti semua program IISMA.

Selain itu, sejak sekolah menengah pertama ia sudah jatuh hati pada bahasa Inggris. Sejak saat itu ia mulai bermimpi untuk pergi ke luar negeri. Dalam mengikuti program, Aqila memiliki pengalaman usaha berjualan buket bunga. Secara personal ia tidak pernah mengikuti lomba terkait wirausaha dan business plan yang ia buat untuk mengikuti program IISMA-E merupakan yang pertama.

“Aku punya ambisi untuk ikut program pertukaran apapun itu programnya. Pokoknya harus daftar walaupun hasilnya gagal atau berhasil. Setidaknya sudah mencoba. Salah satu prinsip yang aku pegang yakni berani mencoba, atau selamanya bertanya-tanya apa yang bisa saja terjadi daripada nanti aku menyesal di akhir. Gagal itu wajar kok,” pungkas Aqila saat diwawancarai pada Rabu, 4 September 2024.

Aqila menemukan kendala yakni semester lalu saat mengikuti program magang sehingga semua persiapan baik essai, dokumen, business plan, ia kerjakan setiap malam saat pulang bekerja. Mengingat waktu magang yang cukup penuh dari pukul delapan hingga lima sore. Ia harus membagi waktu dan melawan rasa malas, serta rasa lelah.

“Selain fokus pada studi mungkin aku lebih memperkenalkan dan mempresentasikan Indonesia dengan baik kepada masyarakat global atau memberi tahu temanku di sana tentang kebudayaan Lampung, sejarahnya secara langsung dan memperlihatkan bagaimana kehidupan yang beragam. Namun yang paling penting yakni membangun dan memperluas koneksi saya dengan bergabung bersama komunitas di Australia,” tandasnya.

Aqila berpesan untuk belajar mengenali diri sendiri dengan baik dan menunjukkan dengan keunikan. Hal ini bermakna bahwa ketika menulis essai nanti harus menulis hal-hal yang sesungguhnya menunjukkan representasi diri dan ketika membuat business plan bisa dikaitkan dengan isu-isu yang terjadi seperti terkait lingkungan, kesehatan, dan lainnya.

“Sebagai mahasiswi yang pernah tertolak lebih dari lima beasiswa dan empat kali program pertukaran, menurutku sangat penting membangun mental baja pantang menyerah dan terus berusaha. Tidak apa-apa jika pernah ada ditahap penyangkalan, marah sampai pada penerimaan. Itu hal manusiawi dan nikmati semua prosesnya. Yang perlu diingat, mimpimu bukan tidak tercapai, namun hanya tertunda,” tandasnya.

Aqila berharap, program IISMA-E menjadi program yang berkelanjutan. Sebagai angkatan pertama program IISMA-E, ia berharap program ini lebih banyak dalam menjaring mahasiswa, agar dapat mendukung orang-orang yang mempunyai passion dan rencana karier dalam bidang bisnis.