Forum Pelatihan Peningkatan UMKM tersebut dibuka dengan Tari Pangkur Sagu dari Sanggar Robongholo. Tari ini menggambarkan kegiatan masyarakat Papua ketika bersiap panen sagu. Selain itu juga ada penabuhan tifa oleh Ketua Harian Dekranas Tri Tito Karnavian, Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Sri Suparni Bahlil, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno, dan Penjabat (Pj.) Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun.
Ketua Harian Dekranas Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan, para pelaku UMKM memiliki peran yang luar biasa, bukan hanya menyerap tenaga kerja, tetapi juga mendukung perekonomian daerah dan nasional sebesar 60,5 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB). Apalagi, produksi UMKM Papua tidak hanya terkenal di tingkat lokal, regional, tapi juga internasional.
“Kami sangat menghargai Kementerian Investasi yang mendukung kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kompetensi UMKM ini khususnya di Tanah Papua,” katanya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno menyampaikan, pihaknya terus berkolaborasi dengan Dekranas pusat, pemerintah, serta perbankan di Papua untuk mengadakan forum peningkatan kompetensi pelaku UMKM. Hal ini penting dilakukan agar pelaku usaha dapat berkontribusi dalam investasi baik untuk perekonomian daerah dan maupun nasional.
“Indonesia khususnya di Papua begitu kaya akan potensi daerah dan karya seni termasuk kriya, kuliner, dan sektor lainnya,” ujarnya. Di sisi lain, Pj. Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun dalam sambutannya mengatakan, perlu berkolaborasi untuk meningkatkan daya saing produk nasional misalnya di bidang kriya. Kolaborasi itu baik dilakukan dengan pemerintah provinsi, Dekranas pusat dan daerah, serta pelaku usaha kerajinan kriya. Hal ini diperkuat pula dengan peningkatan manajemen usaha melalui pelatihan, pendampingan, dan akses sumber daya yang lebih baik.
Ridwan mengapresiasi Dekranas Provinsi Papua yang berfokus pada pusat kerajinan kriya. Menurutnya, kriya menjadi fokus karena dalam setiap turunan kerajinan mengandung cerita dan sejarah Papua yang bisa dilirik dunia. Dia menegaskan, UMKM di sektor kriya lebih dari sekadar bisnis, tetapi juga merupakan penjaga warisan, serta narator tanpa kata yang menyampaikan cerita dan tradisi Papua.
“Melalui ukiran kayu yang menggambarkan kearifan lokal, hingga anyaman yang mengikat sejarah kita, setiap karya adalah kanvas yang menampilkan identitas Papua,” tandasnya.